Profil DeAilee Tam, Chef Perempuan Terbaik se-Asia 2021 yang Dulu Sekolah Teknik – Penghargaan chef atau juru masak paling baik se-Asia lagi digelar. Kini, DeAille Tam berhasil memenangkan kategori juru masak perempuan paling baik se-Asia tahun 2021. Pencapaian ini diraihnya setelah bertahun-tahun bergelut dalam dunia kuliner.
Mengutip South China Morning Post, pada mulanya Tam pernah meraih penghargaan Michelin Star pada tahun 2018. Esports Saat itu ia tengah bekerja dengan Alvin Leung, seorang juru masak senior dan pemilik restoran Bo Innovation dan Bo London. Kini, mengikuti jejak seniornya, Tam udah mobilisasi bisnis restorannya yang dinamakan Obscura di Shanghai.
Bagi Tam, penghargaan terbarunya memberi kesempatan untuk terjalin lebih luas lagi dengan pelanggan dari berbagai belahan dunia. “Saya ingin orang-orang jelas misalnya tetap banyak masakan khas China dari berbagai pelosok daerah, mampu selalu di sediakan pada para pengunjung,” tuturnya.
Menilik perjalanan karier Tam sendiri, tampaknya tidak selalu mulus. Sebelum ia diakui sebagai seorang perempuan yang ahli dalam bidang masak-memasak. Dirinya bercerita, kecuali sepanjang sebagian tahun, ia jadi anggota dari mahasiswi tehnik sipil, yang mana bukan merupakan keinginannya.
Ibunya menyarankan Tam untuk masuk ke Universitas Waterloo, Kanada dan mengambil alih program studi teknik. Menurutnya, selagi itu tehnik jadi pilihan paling baik lantaran ia mampu menyebabkan bangga ke-2 orang tuanya.
Namun, setelah menekuni perkuliahan sampai penghujung semester, ia tak mendapatkan keahliannya berkembang di bidang tersebut. Alhasil, selagi selagi senggang selagi dia tengah berkumpul dengan teman, Tam mengfungsikan selagi dengan berkreasi di dapur.
Seringkali teman-teman Tam menghendaki untuk dibuatkan kue lagi tahun. Dengan senang hati, Tam melayani mereka gara-gara ia menjadi kecuali kesibukan itu mampu sejenak menyebabkan anggapan tenang. Tak disangka, rupanya ia justru lebih mahir dalam menggeluti kesibukan baking. Terkadang, Tam menggunakan biaya hidupnya hanya untuk belanja peralatan masak.
Melihat ada potensi baik dalam diri Tam, membuatnya secara nekat mengambil alih sekolah spesifik tata boga di Kanada. Waktu libur, ia pergunakan untuk pergi studi ke George Brown College, Culinary School, Toronto. Dia banyak mendapat pengetahuan baru, layaknya kajian nutrisi makanan serta pengetahuan gastronomi lainnya.
Tak ada dari praktik memasak yang membuatnya kesulitan. Justru Tam sangat menikmati semua sistem tersebut. Ini laiknya studi di lab sains tapi objek yang dikerjakannya adalah satu hal yang sangat ia sukai. Sehingga tak ada kecurigaan dan kesulitan yang memberatkannya sepanjang ia mempelajari semua hal baru itu.
Ilmunya tak berhenti di situ saja. Setelah lulus, perempuan asal Hong Kong itu pun balik ke kampung halaman. Ia sesudah itu bersua dengan Alvin Leung. Alvin mengajaknya untuk mengarungi serta menjelajah, bilik-bilik dunia kuliner Asia yang belum banyak diketahui oleh Tam.
Bagai meraih lotere, Tam tak menyangka keputusannya meninggalkan sekolah teknik, berujung indah. Seperti yang disebutkan sebelumnya, berdasarkan pengalaman dan kreasinya di dapur, ia udah diakui sebagai bintang Michelin 2018.
Rasa bangga dan tak menyangka kecuali dia ternyata udah jalan sejauh ini tetap kerap ia rasakan. Apalagi dikala dirinya menjadi mengakses restoran, banyak tantangan yang tak terbayangkan sebelumnya. Tapi, semua itu udah menambah kepercayaan diri pada kemampuannya.
“Saya menghendaki hal ini mampu menginspirasi banyak orang. Semoga mereka memiliki keberanian dan hasrat untuk mengikuti keinginannya. Mungkin, kecuali mendengar cerita saya, maka mereka dapat terbantu atau setidaknya coba suatu hal tanpa ada rasa penyesalan,” tutup Tam.